Halaman
41
Konflik Sosial
Bab
III
Konflik
Sosial
z
Tujuan Pembelajaran
Pada bab sebelumnya, kita telah mempelajari tentang
diferensiasi sosial dan stratifikasi sosial. Pengetahuan kalian
tentang bab tersebut sangat diperlukan agar kalian dapat
memahami bagaimana terjadinya konflik sosial. Pada bab ini
kita akan mempelajari tentang konflik sosial tujuannya agar
kalian dapat memahami faktor-faktor penyebab konflik sosial
dalam masyarakat. Dalam mempelajari konflik sosial, kalian
harus dapat menjelaskan pengertian konflik serta dapat
mengidentifikasi berbagai konflik dalam masyarakat. Setelah
memahami tentang pengertian konflik, kalian dapat
mengklasifikasikan faktor-faktor penyebab terjadinya konflik
di masyarakat, kemudian kalian dapat menjelaskan solusi dari
konflik yang terjadi di masyarakat. Setiap pertikaian di
masyarakat tidak dapat kita sebut sebagai konflik.
Dimasyarakat sering terjadi juga yang namanya kekerasan.
Oleh karena itu kalian harus dapat menjelaskan perbedaan
antara konflik dan kekerasan.
Manfaat kalian setelah mempelajari bab ini adalah kalian
dapat memahami tentang proses terjadinya konflik serta dapat
memiliki solusi dari setiap konflik yang terjadi di masyarakat.
42
Sosiologi untuk SMA dan MA kelas XI
P
erang lsrael vs Palestina sudah tidak dapat dihindarkan lagi,
perundingan yang ditempuh oleh kedua belah pihak selama
bertahun-tahun selalu menjadi jalan buntu. Masing-masing pihak
mengklaim tanah Palestina sebagai tanah suci mereka. Perang adalah
jalan keluar terakhir yang dianggap akan menyelesaikan konflik yang
terjadi antara kedua negara itu.
Peperangan adalah konsekuensi logis dari sebuah konflik. Konflik
yang berarti pertentangan merupakan sebuah proses kehidupan sosial
manusia yang sangat kompleks. Perang yang terjadi diberbagai negara
(salah satu contohnya adalah Israel dengan Palestina) adalah merupakan
benturan kepentingan yang terjadi antara dua negara tersebut yang tidak
mendapatkan titik temu.
Dalam kehidupan sehari-hari di lingkungan sekitar kita pun sering
terjadi berbagai konflik, yang apabila tidak kita pahami sebagai sebuah
proses sosial konflik dapat mengakibatkan kehancuran. Sebagai contoh,
Seorang siswa menolak keinginan orang tuanya untuk melanjutkan
sekolah ke perguruan tinggi. Dalam hatinya terjadi konflik, yaitu ia
tidak ingin mengecewakan hati orang tuanya tetapi ia juga tidak mau
melanjutkan kuliah.
Kompas
Bentrokan antara aparat dan mahasiswa yang berdemo merupakan sebuah konflik
Berkaitan dengan kajian tentang konflik, maka ada beberapa hal
yang akan kita pelajari yaitu: pengertian konflik, faktor-faktor penyebab
konflik, bentuk-bentuk konflik dan perbedaan konflik dengan
kekerasan.
43
Konflik Sosial
Dengan mempelajari konflik kita dapat menjaga keharmonisan
hubungan sosial sehingga akan tercipta keteraturan sosial, dengan
memahami setiap konflik yang terjadi dalam diri kita ataupun di
masyarakat akan mampu menghindarkan dari kekerasan.
Untuk memandu kita dalam mempelajari konflik, maka konsep-
konsep yang erat kaitannya dengan konflik adalah pertentangan,
prasangka, dan etnosentrisme.
A. Konflik
1. Pengertian Konflik
Sebagai sebuah sistem sosial, masyarakat adalah merupakan
sejumlah orang yang hubungan timbal-balik bersifat konstan. Sistem
sosial itu bukan sesuatu yang ada dengan sendirinya, ia diciptakan
oleh manusia, dipertahankan, malah diubahnya pun oleh manusia juga.
Sebagai contoh, dalam kehidupan keluarga orang tua dan anak akan
mengembangkan kegiatan-kegiatan yang membuat mereka untuk
saling mencintai, saling mengasihi sehingga merasa bersatu dah
hubungan keluarga menjadi erat. Apabila terjadi perselisihan maka
akan tirnbul konflik atau pertentangan.
Konflik adalah merupakan bagian dari dinamika masyarakat
sebagai konsekuensi dari interaksi sosial dan perubahan sosial.
Berdasarkan pengertian dalam
Kamus Besar Bahasa lndonesia
, konflik
adalah percekcokan, perselisihan dan pertentangan, konflik sosial
adalah pertentangan antar anggota masyarakat yang tersifat menyeluruh
dalam kehidupan. Konflik tidak hanya bersifat lahiriah tapi dapat
terjadi dalam bathin yaitu konflik bathin. Konflik bathin adalah konflik
yang disebabkan oleh adanya dua atau lebih gagasan yang saling
bertentangan untuk menguasai diri sehingga mempengaruhi tingkah
laku.
Para ahli sosiologi memberikan definisi tentang konflik sebagai
berikut:
1. Konflik adalah suatu proses sosial dimana individu atau kelompok
berusaha untuk memenuhi tujuannya dengan jalan menentang
pihak lawan yang disertai dengan ancaman dan kekerasan (Soejono
Soekanto)
2. Konflik adalah perjuangan untuk memperoleh nilai, status atau
kekuasaan sebagai tujuan dari mereka yang berkonflik, tidak hanya
44
Sosiologi untuk SMA dan MA kelas XI
memperoleh keuntungan tetapi juga untuk menundukan saingan-
nya. (Robert M.Z Lawang)
Dari dua pengertian di atas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa
konflik merupakan sebuah proses sosial yang berbentuk pertentangan
antar orang perorangan atau kelompok untuk mencapai tujuan berupa
nilai, status dan kekuasaan yang dilakukan dengan ancaman dan
kekerasan.
Kepentingan merupakan dasar timbulnya tingkah laku individu.
Jika individu berhasil dalam memenuhi kepentingannya, maka ia akan
merasa puas, tetapi sebaliknya kegagalan daiam memenuhinya akan
menimbulkan masalah baik bagi dirinya maupun bagi lingkungannya.
Dalam sosiologi masalah konflik terutama dibicarakan dalam
hubungannya dengan pertanyaan “apakah konflik itu merupakan
sesuatu yang dihindari atau tidak?” Kalau konflik itu merupakan
sesuatu yang dihindari, berarti konflik itu bersifat negatif. Mereka yang
berpendirian bahwa konflik itu negatif, mengemukakan bahwa dengan
adanya konflik solidaritas kelompok dalam kelompok menjadi rusak
dan mengakibatkan terjadinya perpecahan. Sebaliknya, mereka yang
menganggap bahwa konflik itu berfungsi positif, bahwa solidaritas
sosial kelompoknya akan menjadi lebih tinggi apabila terjadi konflik
dengan pihak lainnya.
2. Penyebab Konflik di masyarakat
Secara psikologis, pada umumnya dikenal dua jenis kepentingan
dalam diri individu yaitu kepentingan untuk memenuhi kepentingan
biologis dan kebutuhan sosial/psikologis. Oleh karena itu tidak ada
dua orang individu yang sama persis di dalam aspek-aspek pribadinya
baik yang bersifat jasmani atau rohani, maka dengan sendirinya akan
timbul perbedaan individu dalam kepentingannya.
Perbedaan kepentingan tersebut tidak hanya terjadi pada individu
saja tetapi dapat terjadi pada kelompok sosial. Perbedaan kepentingan
dalam kelompok sosial dapat disebabkan oleh faktor-faktor di bawah
ini:
a. Konflik antar individu dalam kelompok.
b. Konflik antar bagian dalam kelompok antara tidak adanya
keseimbangan antara kekuatan-kekuatan di dalam kelompok itu
sendiri.
c. Ada sebagian atau segolongan dalam kelompok yang ingin merebut
45
Konflik Sosial
kekuasan dengan mengorbankan golongan lainnya.
d. Adanya kepentingan yang tidak seimbang sehingga timbul
ketidakadilan.
e. Perbedaan paham tentang cara memenuhi tujuan kelompoknya.
Perbedaan itu secara garis besar disebabkan oleh dua faktor yaitu
faktor pembawaan dan faktor lingkungan sosial. Perbedaan kepentingan
ini secara tidak langsung menimbuikan konflik tetapi mengenai
beberapa fase, yaitu:
a. Fase disorganisasi yang terjadi karena kesalahpahaman (akibat
antara pertentangan antara harapan dengan standar normatif), yang
menyebabkan sulitnya atau tidak dapatnya suatu kelompok sosial
menyesuaikan diri dengan norma (ideologi).
b. Fase disintegrasi (konflik) yaitu pernyataan tidak setuju dengan
berbagai bentuk seperti timbulnya emosi massa yang meluap,
protest, aksi mogok, pemberontakan dan lain-lain. (Ahmadi, 1988:
262-264).
Menurut Soerjono Soekanto, terdapat beberapa faktor penyebab
konflik yaitu:
a. Perbedaan antar individu
Sebagai mahluk individu, manusia memiliki karakter yang khas
menurut corak kepribadiannya. Setiap individu berkembang sejalan
dengan ciri-ciri khasnya, walaupun berada dalam lingkungan yang
sama. Pada saat interaksi berlangsung individu akan mengalami
proses adaptasi dan pertentangan dengan individu lainnya. Apabila
terdapat ketidaksesuaian maka akan terjadi konflik.
Contoh,
Arie anak yang baru berusia 5 tahun meminta ayahnya
untuk membelikannya handphone. Ayahnya belum mau membeli-
kan Arie handphone karena Arie masih kecil dan belum begitu
membutuh-kan alat tersebut. Akhimya Arie marah dan melakukan
mogok belajar.
b. Perbedaan kebudayaan
Kebudayaan seringkali dianggap sebagai sebuah ideologi,
sehingga memicu terjadinya konflik. Anggapan yang berlebihan
terhadap kebudayaan yang dimiliki oleh sebuah kelompok
46
Sosiologi untuk SMA dan MA kelas XI
menempatkan kebudayaan sebuah sebuah tingkatan sosial.
Sehingga kebudayaan miliki sendiri dianggap lebih tinggi daripada
kebudayaan lain. Dalam catatan sejarah umat manusia konsep suku
dan kebudayaannya telah memainkan peranan yang sangat penting
dan sekaligus dramatis dalam percaturan masyarakat.
c. Perbedaan kepentingan
Manusia memang membutuhkan proses pergaulan dengan
orang lain untuk memenuhi kebutuhan batiniah dan lahiriah untuk
membentuk dirinya, karena itulah terjadi hubungan timbal balik
sehingga manusia dikatakan sebagai mahluk sosial. Dalam
memenuhi kebutuhan hidupnya manusia akan berbeda-beda
kebutuhannya, perbedaaan kebutuhan ini akan berubah menjadi
kepentingan yang berbeda-beda.
d. Perubahan sosiai
Kecenderungan terjadinya perubahan sosial merupakan gejala
wajar sebagai akibat dari interelasi sosia! dalam pergaulan hidup
antar manusia. Perubahan sosial dapat pula terjadi karena adanya
perubahan--perubahan dalam unsur-unsur yang mempertahankan
keseimbangan masyarakat. Pada masyarakat yang tidak dapat
menerima perubahan sosial akan timbul konflik sebagai proses
pertentangan nilai dan norma yang tidak sesuai dengan nilai dan
norma yang dianut oleh masyarakat.
3. Bentuk Konflik di Masyarakat
a. Prasangka
Prasangka atau
prejudice
, berasal dari bahasa latin
prejudicium
yang
dalam pengertian sekarang mengalami perkembangan sebagai berikut:
1) Sebagai sebuah preseden yaitu keputusan yang diambil atas
dasar pengalaman yang lalu
2) Sebagai suatu pengambilan keputusan tanpa melalui penelitian
atau pertimbangan yang cermat. Sifatnya tergesa-gesa dan tidak
matang.
3) Sebagai suatu pengambilan keputusan yang melibatkan unsur
emosional (suka atau tidak suka)
Dalam kontek rasial, prasangka diartikan sebagai suatu sikap
terhadap anggota kelompok etnis atau ras tertentu yang terlalu cepat
47
Konflik Sosial
tanpa induksi (Soelaeman; 1986:158). Seseorang yang mempunyai
prasangka rasial, biasanya bersifat diskriminatif terhadap ras yang
bersangkutan. Jadi, prasangka menunjuk pada sikap, sedangkan
diskriminatif menunjuk pada tindakan dengan demikian diskriminatif
merupakan tindakan yang realistis sedangkan prasangka tidak realistis
dan hanya diketahui oleh diri individu itu sendiri.
Allen Grinshaw (1961 : 303) memberi gambaran hubungan antara
prasangka, diskriminasi, ketegangan dan kekerasan sosial sebagai
berikut:
Prasangk
a
Pengendalian eksternal lemah
Diskriminasi lemah
Ketegangan Sosial
Pengendalian eksternal lemah
Kekerasan sosial
Prasangka
... Pengendalian eksternal kuat
... Tidak ada diskriminas
Ketegangan Sosial
Pengendalian eksternal kuat
... Tidak ada kekerasan sosial
Contoh;
1. Prasangka yang mendalam antara orang-orang Israel dengan orang-
orang Arab di Timur Tengah berkembang menjadi pertentangan
sosial dan akhimya menjadi perang Arab-Israel tahun 1967. Setelah
perang selesai, permasalahan masih tetap berkepanjangan dan tak
kunjung selesai
2. Orang-orang Papua New Gunea sebagai tetangga terdekat RI
pernah berprasangka warga negara Indonesia yang melintasi batas
lndonesia – Papua New Gunea diorganisasikan oleh orang--orang
Indonesia dengan tujuan ekspansi. Melalui perundingan dengan
48
Sosiologi untuk SMA dan MA kelas XI
niat dan sikap terbuka pemerintah Rl dengan Pemerintah Papua
New Gunea, menjalin kesepakatan dan perjanjian kerjasama,
sehingga rasa curiga dan prasangka terhadap satu sama lain berubah
menjadi rasa saling pengertian dan rasa kebersamaan dalam hidup
berdampingan antar tetangga dekat.
B. Etnosentrisme
Setiap suku bangsa atau ras tertentu akan memiliki ciri khas
kebudayaan yang sekaligus menjadi kebanggaan mereka. Dalam
kehidupannya sehari-hari mereka bertingkah laku sejalan dengan
norma-norma dan nilai-nilai yang terkandung dalam kebudayaanya.
Mereka menganggap kebudayaannya itu sebagai sebuah yang prima
dan memandang segala hal yang berbeda dengan kebudayaanya adalah
kurang baik dan kurang etis. Hal inilah yang dikenal sebagai
etnosentrisme. Etnosentrisme yaitu suatu kecenderungan yang
menganggap nilai-nilai dan norma-norma kebudayaan sendiri sebagai
sesuatu yang prima, terbaik, mutlak dan dipergunakan sebagai tolak
ukur untuk menilai dan membedakannya dengan kebudayaan lain.
Sebagian besar, meskipun tidak semuanya kelompok dalam suatu
masyarakat bersifat etnosentrisme. Levine dan Campbell (1972)
menjelaskan bahwa etnosentrisme adalah suatu tanggapan manusiawi
yang universal, yang ditemukan dalam seluruh masyarakat yang
dikenal, dalam semua kelompok sosial dan praktisnya dalam seluruh
Individu.
Dalam tingkah laku berkomunikasi, sikap etnosentrisme tampak
canggung, tidak luwes. Penampilan etnosentrik itu dapat menjadi
penyebab terjadinya konflik. Etnosentrime memberikan pengaruh
terhadap nilai dan norma masyarakatnya. Etnosentrisme mengukuhkan
nasionalisme dan patriotisme, tanpa etnosentrisme kesadaran nasional
yang penuh semangat mungkin tidak akan terjadi. Nasionalisme
tidaklah lain dari suatu tingkat loyalitas kelompok dalam bentuk yang
lain. Masa-masa dan konflik ketegangan nasional selalu disertai
propaganda etnosentrisme yang kuat.
Bentuk konflik yang terjadi di masyarakat dapat dibedakan
menjadi tiga macam, yaitu;
1. Konflik antar Individu
2. Konflik antarkelas sosial atau kelompok sosial
3. Konflik antargenerasi
49
Konflik Sosial
C. Penyelesaian Konflik
Menurut George Simmel ter-
dapat beberapa cara penyelesaian
konflik yaitu;
1. Kemenangan
2. Kompromi atau perundingan
3. Rekonsiliasi
4. Saling memaafkan
5. Pencapaian sepakat
Konflik bukanlah satu-satu-
nya kenyataan dalam masyarakat.
Pada hakikatnya manusia memi-
memiliki sifat kooperatif (bekerja sama). Para penganut teori fungsional
melihat masyarakat sebagai suatu sistem dimana ada pembagian kerja
yang meningkatkan orang-orang saling bekerjasama untuk mening-
katkan kesehjateraan mereka. Para penganut teori tersebut melihat
pemerinatahan sebagai alat untuk mengkoordinasi usaha bersama guna
mencapai sasaran yang dipandang penting oleh konsensus {kepen-
tingan) masyarakat. Konsensus (seringkali) dicapai melalui proses
negoisasi, perbedaan pendapat dan kompromi yang disebut politik.
Masyarakat memiliki berbagai cara dan upaya untuk dapat mere-
dam konflik atau menghilangkan konflik. Salah satunya dengan
mekanisme katup pengaman, beberap contoh diantaranya adalah;
1. Melakukan sindiran
Sindiran merupakan ungkapan rasa tidak suka atau tidak setuju
terhadap suatu tindakan sosial. Sindiran dapat dijadikan sebagai
langkah awal untuk dapat meredam konflik.
2. Adanya pihak ketiga sebagai penengah
Yaitu dengan mengadukan rasa tidak suka atau tidak setuju itu
kepada pihak lain yang akan memberikan jalan keluar atas tindakan
sosia yang disetujui.
3. Musyawarah
Musyawarah merupakan cara untuk mempertemukan kesalahpa-
haman yang terjadi terhadap tindakan sosial yang tidak disetujui.
Dengan musyawarah disepakati hal-hal yang dapat menjaga
kebersamaan untuk menghindari konflik.
Sumber:Doc Penulis
George Simmel
50
Sosiologi untuk SMA dan MA kelas XI
Beberapa upaya untuk mengurangi konflik adalah:
1. Perbaikan kondisi sosial ekonomi
2. Perluasan kesempatan belajar
3. Sikap terbuka dan lapang
4. Perasaan empati terhadap orang lain.
D. Perbedaan Konflik dan Kekerasan
Dalam
Kamus Besar Bahasa Indonesia
, kekerasan memiliki pengertian
perbuatan seseorang atau kelompok yang menyebabkan cedera atau
matinya orang lain atau menyebabkan kerusakan fisik atau barang orang
lain. Kekerasan dapat diartikan pula sebagai paksaan. Istilah kekerasan
digunakan untuk menggambarkan perilaku, baik yang terbuka (
overt
)
atau tertutup (
covert
), bersifat menyerang (
offensive
) atau bertahan
(
defensive
) yang disertai penggunaan kekerasan orang lain. Terdapat
empat jenis kekerasan yang dapat diidentifikasi:
a. Kekerasan terbuka atau keke-
rasan yang dapat dilihat,
seperti perkelahian
b. Kekerasan tertutup atau keke-
rasan tersembunyi atau secara
tidak langsung dilakukan,
seperti pengancaman terha-
dap seseorang.
c. Kekerasan agresif atau keke-
rasan untuk mendapatkan
sesuatu seperti, penjambretan,
perampokan, dan sebagainya.
d. Kekerasan defensif yaitu keke-
rasan untuk melindungi diri,
seperti seseorang yang mela-
kukan perlawanan saat di-
rampok.
Dalam istilah sosiologi dikenal
adanya kekerasan kolektif, yaitu
tindakan yang dilakukan oleh
anggota kelompok secara bersa-
Unjuk rasa masyarakat menandakan
adanya konflik antara masyarakat dengan
lembaga atau penguasa.
Kompas
51
Konflik Sosial
z
maan. Dalam pengertian luas kekerasan kolektif dilakukan oleh
segerombolan orang (
mob
) dan kumpulan orang banyak (
crowd
) dan
dalam pengertian sempitnya dilakukan oleh gang. Kemudian ada juga
bentuk kekerasan kolektif maupun individu dengan memukul,
pembunuhan serta tindakan kekerasan individu seperti bunuh diri.
Dari pengertian kekerasan di atas dapat dilihat perbedaannya dengan
konflik, bahwa konflik hanya sebatas pada pertentangan dan kekerasan
berupa gerakan atau manisfestasi daripada konflik. Konflik dapat
berubah menjadi kekerasan apabila konflik tidak dapat menemukan
konsensus atau kesepakatan.
RANGKUMAN
Pada dasarnya konflik sosial merupakan benturan beberapa
kepentingan antara dua orang atau lebih yang saling mem-penga-
ruhi dalam proses interaksi sebagai akibat dari adanya
perbedaan paham atau perbedaan kepentingan yang bersifat
mendasar. Munculnya konflik diawali dengan adanya jurang
pemisah (gap) yang meretakkan proses -interaksi social.
Beberapa hal yang sering menjadi penyebab terjadinya konflik
adalah sebagai berikut:
a. Adanya perbedaan pandangan yang berkenaan dengan
b. persoalan prinsip.
c. Adanya perselisihan paham yang membangkitkan emosi
kedua belah pihak.
d. Adanya benturan kepentingan terhadap suatu objek yang
sama.
e. Adanya perbedaan sistem nilai dan sistem norma yang terjadi
dalam kehidupan masyarakat.
f.
Adanya perbedaan kepentingan politik baik yang bersifat
lokal, nasional, maupun internasional.
Bentuk-bentuk konflik sosial yang ada dalam masyarakat
adalah:
(1) Konflik Antarkelas
(2) Konflik Antarras
52
Sosiologi untuk SMA dan MA kelas XI
(3) Konflik Antarkelompok Horisontal
(4) Konflik Antarkelompok Teritorial
(5) Konflik Antarkelompok Korporatif
(6) Konflik Antarkelompok Ideologis
Wujud konflik ditandai dengan adanya upaya saling
mengancam dan bahkan saling menghancurkan satu sama lain
secara tidak wajar dan tidak konstitusional.
Perundingan (negotiation) merupakan jalan tengah yang perlu
diambil untuk menghindari akibat paling buruk dari adanya
konflik.
53
Konflik Sosial
A. Pilihlah Salah satu jawaban yang paling tepat!
1. Pada dasamya konflik adalah pertentangan yang terjadi baik pada
individu atau kelompok sebagai akibat dari...
a. Adanya kelompok yang kuat menindas kelompok yang lemah
b. Ketidaksesuaian nilai-nilai dan norma-norma yang dianut
c. Adanya pengaruh budaya asing yang tidak sesuai
d. Adanya kesalahpahaman tentang persoalan hidup
e. Adanya pertikaian ideologi antar kelompok masyarakat
2. Konflik erat kaitannya dengan perubahan sosial, bukan tidak
mungkin setiap perubahan sosia! akan menimbulkan konflik,
hubungan antara konflik dan hubungan sosial adalah ...
a. Setiap perubahan sosial pasti akan berakhir dengan konflik
b. Setiap perubahan sosial diawali dengan konflik
c. Konflik merupakan konsekuensi dari perubahan sosial
d. Konflik akan terjadi bila masyarakat mengalami perubahan
sosial
e. Perubahan sosial akan berjalan beriringan dengan konflik
3. Diantara hal-hal berikut yang mengawali konflik ialah...
a. Ketimpangan status sosial
b. Kecemburuan sosial ekonomi
c. Tidak ada komunikasi antara individu
d. Adanya prasangka
e. Adanya fanatisme yang sangat tinggi
4. Berikut ini adalah konflik yang didasarkan pada kepentingan
agama ....
a. Gerakan Aceh Merdeka
b. Gerakan Maluku Merdeka
c. Kasus Ambon
d. Pergerakan Rakyat Papua
e. Konflik Poso
Latihan Soal
54
Sosiologi untuk SMA dan MA kelas XI
5. Di dalam kehidupan sehari-hari kita sering menemukan konflik
individu, contohnya...
a. Seorang anak menolak keinginan ayahnya untuk melanjutkan
kuliah
b. Seorang suami bertengkar dengan istrinya mengenai kemana
akan menyekolahkan anaknya
c. Seorang tentara harus berangkat berperang padahal dalam
hatinya tidak ingin meninggalkan keluarganya
d. Seorang siswa tidak mengerjakan tugas dari gurunya karena malas
e. Seorang presiden harus memutuskan perang
6. Konflik antar kelas dapat terjadi karena kelas sosial...
a. menunjukan tingkatan tinggi rendahnya kelas
b. kelas yang lebih tinggi akan menekan kelas yang lebih rendah
c. Kelas menunjukan stratifikasi sosial
d. Kelas menunjukan kondisi ekonomi
e. Di Indonesia kelas sosia! yang lebih tinggi ditunjukan oleh gelar
7. Faktor-faktor yang dapat menjadikan konflik menjadi kekerasan
ialah ....
a. Tidak ada pihak yang mengalah
b. Tidak tercapai konsensus antar keduabelah pihak
c. Tidak ada orang ketiga sebagai penengah
d. Masyarakat memiliki fanatisme yang tinggi terhadap
kebudayaanya
e. Kesombongan sosial
8. Yang dimaksud dengan mekanisme katup pengaman adalah ....
a. Melakukan alat negara sebegai peredam konflik
b. Menggunakan cemoohan sebagai rasa tidak suka
c. Menggunakan pihak ketiga sebagai penengah
d. Meningkatkan keamanan dan menjaga ketentraman masyarakat
e. Menciptakan musyawarah
9. Beberapa upaya untuk meredam konflik adalah sebagai berikut,
kecuali ....
a. Perbaikan kondisi sosial ekonomi
b. Perluasan kesempatan belajar
55
Konflik Sosial
c. Sikap terbuka dan lapang
d. Perasaan empati terhadap orang lain
e. dengan perang
10. Perbedaan kekerasan dengan konflik adalah ....
a. Konflik menggunakan musyawarah sedangkan kekerasan
menggunakan alat.
b. Konflik hanya terjadi pada individu sedangkan kekerasan
terjadi pada kelompok masyarakat
c. Konffik tidak memakan korban sedangkan kekerasan selalu
memakan korban
d. Konflik dapat diredam sedangkan kekerasan tidak
e. Konflik selalu diakhiri dengan kekerasan.
Jawablah pertanyaan berikut dibawah ini!
1. Jelaskan pengertian konflik menurut Soejono Soekanto!
2. Jelaskan faktor-faktor penyebab konflik!
3. Apakah hubungan prasangka dan konflik!
4. Mengapa etnosentrisme dapat menimbulkan konflik!
5. Uraikan upaya-upaya bagaimana mencegah konflik!
TUGAS
Studi Kasus.
Persoalan ekonomi di negara Indonesia tidak pemah
menemukan jalan keluar yang efektif untuk mengentaskan
kemiskinan. Program kompensasi BBM dan bantuan langsung
tunai yang digulirkan kepada masyarakat bagaikan setitik air
di padang pasir. Sementara itu, pemerintah menaikan harga
BBM, listrik dan layanan umum lainnya. Kondisi demikian
dapat memicu konflik horizontal dan konflik secara vertikal.
Sumber: Kompas
56
Sosiologi untuk SMA dan MA kelas XI
PORTOPOLIO
Kegiatan:
1. Buatlah kelompok kerja yang terdiri atas 4 orang!
2. Lakukanlah survei di lapangan pendapat masyarakat tentang
tanggapan masyarakat mengenai kebijakan ekonomi
pemerintah.
3. Apakah ketimpangan ekonomi di masyarakat dapat menimbul-
kan kekerasan?
z
Glosarium
Interaksi
: hubungan antara dua orang atau lebih.
Demontrasi
:
menyuarakan aspirasi dengan turun kejalan.
Keteraturan sosial:
: s
ebuah kondisi dinamis yang ditimbulkan oleh tercip-
tanya sendi-sendi kehidupan masyarakat secara tertib
dan teratur sesuai dengan sistem nilai dan sistem norma
yang berlaku
order
: suatu sistem nilai dan sistem norma yang diakui dan
dipatuhi oleh warga masyarakat secara konsisten.
Konsistensi
: Ketaatan/keteguhan hal dalam menjalankan suatu hal.
social order
: suatu sistem atau tatanan nilai dan norma sosial yang
diakui dan dipatuhi oleh segenap warga masyarakat.
Keajegan
: s
ebuah kondisi keteraturan di dalam kehidupan sosial
yang terjadi secara tetap dan berlangsung terus menerus.
Pola
: suatu bentuk dari interaksi sosial pada masyarakat
tertentu.
Tertib sosial
: suatu kondisi di mana setiap warga masyarakat meme-
gang tegus sistem nilai dan sistem norma yang berlaku
sehingga terjadi keselarasan antara tindakan sosial
dengan nilai dan norma yang berlaku tersebut.
Norma
: tata hukum dalam masyarakat yang bersifat mengikat.
ketertiban sosial
: sebuah kondisi di mana setiap sendi kehidupan masya-
rakat berjalan
secara teratur.
interaksi sosial
: suatu proses saling mempengaruhi antara dua orang
atau lebih.